Layaknya semua manusia, tentu Anda pasti pernah berbuat kesalahan kerja selama berkarir di tempat kerja saat ini. Tetapi, rasanya sungkan dan berat sekali untuk meminta maaf kepada bawahan atas sebuah kesalahan kerja yang telah Anda perbuat.
Untuk setiap kesalahan, rasanya alami kata maaf mengalir dari mereka yang berbuat. Permasalahannya ialah bagaimana mengungkapkan penyesalan dengan cara yang tidak arogan dan menunjukan keseriusan rasa sesal.
Ungkapan bahwa 'bos' tak pernah salah, tidak berlaku lagi. Bahkan, jika melakukan suatu kesalahan, atasan bisa menggunakan kesempatan tersebut untuk menjadi model panutan anak buahnya. Dengan meminta maaf, berarti ia menularkan kebudayaan yang baik di perusahaan.
Saat meminta maaf, seorang atasan bisa mendapatkan reaksi berbeda dari bawahan. Bisa jadi penerimaan yang baik atau justru sikap yang dingin. Namun, bagi seorang bawahan, permintaan maaf dari seorang atasan adalah suatu bentuk reaksi, tak berbeda dari pujian atau kritikan. Mendapatkan reaksi akan membuat seorang bawahan merasa menjadi lebih diperhatikan.
Banyak cara meminta maaf, entah secara langsung maupun tertulis. Jika belum terbiasa meminta maaf secara langsung, meminta maaf lewat kartu pun tidak masalah. Saat menyampaikan maaf secara tertulis, seorang atasan bisa mengandalkan kata-kata yang menyentuh. Bisa dimulai dari menjelaskan duduk persoalan secara singkat dan diakhiri oleh kata, "Saya menyesal."
Bahkan, meminta maaf lewat sikap, boleh saja dilakukan, daripada tidak sama sekali. Caranya, bisa memulai pembicaraan dengan topik baru, dibarengi sikap melunak. Bisa juga dengan menanyakan kabar bawahan dengan nada hangat, keesokan harinya.
Namun, apapun cara meminta maaf yang dipilih, sebaiknya tidak disertai sikap defensif. Misalnya, mencari kambing hitam atas kekeliruan. Atau, mengungkapkannya dengan kata, "saya minta maaf atas kekeliruan data saya kemarin. Sebenarnya itu juga karena informasi dari klien sudah terlambat sekali." Meskipun sikap defensif adalah reaksi natural, hal itu bisa menurunkan nilai tulus dari permintaan maaf.
Permintaan maaf yang disertai solusi boleh saja dilakukan, jika dianggap perlu. Sebagai atasan, sebaiknya juga menunjukkan kewibawaan, dengan menyampaikan alasan permintaan maaf. Misalnya, Anda, yang emosional dan marah pada bawahannya, akibat bawahan tidak menjalankan tugas sesuai instruksi, sehingga hasil kerjanya kurang memuaskan. Setelah mampu meredam emosi, kemudian menyadari, kemarahannya telah menyakitkan hati orang lain. Datangi mejanya dan ucapkan, "maaf, tadi reaksi saya berlebihan. Mestinya saya tidak bersikap demikian. Namun, Anda tetap harus menyelesaikan masalah, dengan mengerjakan tugas sesuai instruksi saya sebelumnya, ya."
Dengan mengungkapkan alasan kemarahan, serta menunjukan kesalahan yang diperbuat bawahan, Anda sekaligus menunjukan kepada bawahan sebuah evaluasi kerja. Dan dengan membuka ruang komunikasi, Anda juga dapat mendengarkan alasannya tidak mengikuti instruksi, dengarkan pendapatnya, mungkin alasannya mendasar.
Jangan percaya pendapat bahwa dengan berjalannya waktu akan membuat orang lupa pada suatu peristiwa pahit. Ingatlah, semua "luka memar akan memulih, tetapi luka hati itu abadi." Berawal dari sakit hati, hubungan bisa merenggang. Padahal, di lain sisi, seorang atasan harus bisa menggerakkan semua bawahannya untuk melebihi target, dengan demikian berarti juga dengan ketulusan dan motivasi tinggi yang hanya didapatkan apabila seseorang merasa dihargai.
Sebaliknya, atasan yang terbiasa meminta maaf, berarti menggunakan kesempatan untuk membangun kepercayaan. Semua orang paham,tidak mudah meminta maaf. Karena itu, atasan yang mampu meminta maaf dengan tulus, berarti ia telah menunjukkan jiwa besar.
Tak perlu Anda merepotkan diri menjaga wibawa dan takut apabila terlalu sering mengeluarkan kata maaf akan membuat bawahan menjadi besar kepala, kata maaf takkan mendegradasikan wibawa Anda selaku atasannya. Tetapi terlalu sering berkata maaf, berarti Anda-lah yang mesti mengevaluasi kinerja Anda pribadi, karena berarti Anda telah terlalu banyak berbuat kesalahan.
Source : http://artikelkarir.com/read/etika-dalam-meminta-maaf.html
0 komentar:
Posting Komentar